top of page

Alief Rachman

202146500916

Why photography does not represent Artistically? 

Photographer

Roger Scruton

Computer
Photographer
Painting Equipments

2.

I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me.

WHY?

Dikutip dari The Aesthetic Understanding oleh Roger Scruton (Methuen 1983. Dicetak ulang
1998 oleh St. Augustine's Press, South Bend, IN). Hak Cipta © 1982 oleh Roger Scruton.

Dicetak ulang dengan izin dari Taylor dan Francis.

Lukisan yang ideal berdiri dalam hubungan 'disengaja' tertentu dengan subjek. Dengan kata lain, jika sebuah lukisan mewakili subjek, tidak berarti bahwa subjek itu ada, atau jika memang ada, lukisan itu mewakili subjek apa adanya. 

Foto yang ideal juga berdiri dalam hubungan tertentu dengan subjek. Berbeda dengan lukisan, foto tidak berdiri dalam hubungan disengaja, tetapi hubungan di sini bersifat kausal dan tidak disengaja. Dengan kata lain, jika sebuah foto adalah foto subjek, maka subjek itu ada.

Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwasanya lukisan dapat tercipta karena adanya subjek yang nyata (still life) atau juga bisa tercipta karena 'imajinasi' seniman. Berbeda halnya dengan foto, konsep imajinasi dalam lukisan tidak dapat di aplikasikan pada foto, karena foto bersifat real time. Dengan kata lain, foto memerlukan objek nyata yang diambil secara langsung.

Disamping itu, lukisan merupakan hasil dari tindakan representasional, tindakan seniman dalam mengkarakterisasi hubungan antara lukisan dan subjeknya, lukisan juga menggambarkan niat seniman dalam penciptaan penampilan kepada penonton.

Lain halnya dengan foto. Dalam mengkarakterisasi hubungan antara foto ideal dan subjeknya, seseorang mencirikan bukan niat tetapi proses kausal dan sementara sebagai suatu peraturan dan tindakan yang disengaja,
foto juga menghasilkan tampilan, tetapi tampilannya tidak menarik bukan sebagai realisasi niat melainkan sebagai catatan bagaimana objek yang sebenarnya tampak.

Palette
Logo Designing

Lukisan adalah objek yang menarik dan tak tergantikan oleh hal yang digambarkan. Ketertarikan bukan pada representasi demi subjeknya tetapi dalam representasi untuk kepentingannya sendiri. Dan itu sangat menarik yang membentuk inti dari pengalaman estetis seni gambar, dan yang jika dianalisis lebih lengkap akan menjelaskan tidak hanya nilai dari pengalaman itu tetapi juga sifat dan nilai seni yang menjadi objeknya.

Salah satu perbedaan terpenting antara fotografi dan potret seperti yang dipraktikkan secara tradisional terletak pada hubungan masing-masing dengan waktu. Merupakan karakteristik fotografi bahwa, jika dipahami dalam kaitannya dengan hubungan sebab akibat dengan subjeknya, ia dianggap mengungkapkan sesuatu yang sesaat tentang subjeknya, bagaimana subjek memandang pada momen tertentu. Potret bukanlah seni sesaat, dan tujuannya bukan hanya untuk menangkap penampilan sekilas. Tujuan melukis adalah untuk memberikan wawasan, dan penciptaan sebuah penampilan penting terutama sebagai ekspresi pemikiran.

Foto itu tidak memiliki kualitas 'ketidakberadaan yang disengaja' yang merupakan ciri khas lukisan. Oleh karena itu, foto yang ideal tidak mampu mewakili sesuatu yang tidak nyata. 

Lukisan adalah wadah yang cukup untuk pemikiran representasional, dan mungkin tidak ada cara yang lebih baik untuk mengekspresikan apa yang dikatakan lukisan. Itulah sebabnya representasi dapat dianggap sebagai properti intrinsik dari sebuah lukisan dan bukan hanya sebagai properti dari beberapa proses di mana lukisan itu menjadi bagiannya.

Graphic Designing

Alief Rachman

202146500916

Filsafat Seni

Angga Kusuma Dawami, M. Sn

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn
  • Instagram

Filsafat Seni

bottom of page